Siaga Omicron, Singapura Tambah Nakes, Tempat Tidur RS Siap

Siaga Omicron, Singapura Tambah Nakes, Tempat Tidur RS Siap

SINGAPURA siaga menghadapi kemungkinan ancaman varian Omicron. Singapura memperkuat sistem layanan kesehatan siaga untuk mengaktifkan staf sukarelawan dan staf pendukung lainnya jika varian Omicron memicu gelombang kasus yang parah.

Pemerintah telah memperingatkan bahwa gelombang Omicron sudah dekat. Meski, varian terbaru tersebut diyakini menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian Delta.

National Healthcare Group (NHG) salah satunya telah menyiagakan staf administrasi yang dilatih untuk mendukung tenaga kerja di garis depan. Jika perlu, institusi perawatan kesehatannya juga memanfaatkan SG Healthcare Corps, pasukan cadangan medis yang dibentuk pemerintah pada 2020 untuk mengumpulkan sukarelawan serta staf paruh waktu untuk menambah kebutuhan tenaga kerja.

Kepala Petugas SDM dan Kelompok NHG Olivia Tay mengatakan sistem Kesehatan Universitas Nasional (NUHS) siap untuk mengubah bangsal rumah sakit yang ada untuk pasien Covid-19 jika diperlukan. Kemudian juga memiliki staf sukarelawan untuk mendukung staf garis depan jika ada lonjakan kasus lagi.

Relawan staf tersebut telah membantu dengan tugas-tugas dasar seperti menyajikan makanan, membersihkan nampan makanan dan mengawasi pasien dengan risiko tinggi. Pada November tahun lalu, Menteri Senior Negara untuk Kesehatan Janil Puthucheary memberi tahu Parlemen bahwa sekitar 1.500 petugas kesehatan telah mengundurkan diri pada paruh pertama tahun 2021, dibandingkan dengan sekitar 2.000 setiap tahun sebelum pandemi.

Jumlah itu untuk enam bulan pertama tahun 2021 termasuk hampir 500 dokter dan perawat asing. Kekurangan staf di banyak institusi kesehatan di seluruh dunia telah menyebabkan kelelahan, mendorong banyak pekerja untuk berhenti dari pekerjaan mereka.

Tahun lalu penuh tantangan, Singapura menghadapi varian Delta yang menciptakan gelombang kasus baru.
Dengan banyaknya negara yang menghadapi peningkatan kasus Covid-19 di rumah sakit, permintaan akan tenaga kesehatan tetap tinggi.

“Ada permintaan yang lebih tinggi untuk petugas kesehatan daripada yang dapat disediakan pasar. Rekrutmen luar negeri juga menantang karena ketidakpastian yang disebabkan oleh tindakan perbatasan yang ketat,” kata Tay kepada The Straits Times yang dilansir Asia One.(jp)

BACA JUGA:

·  Alamak, Masa Tunggu Berangkat Haji di Malaysia Sampai 121 Tahun

·  Anis Prince Dache, Mantan Diplomat Arab Saudi Ultimatum Habib Kribo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: